Kelompok Pemuda El Farouk Lombang
Kelompok Pemuda El Farouk Lombang (Sumber foto: radarindramayu.id)

Kolaborasi Pemuda & Pertamina: Ubah Sampah Jadi Rupiah

Diposting pada
Sampah selalu menjadi masalah di belahan dunia, termasuk Indonesia. Namun, di tangan para pemuda kreatif asal Lombang Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat, sampah yang dianggap limbah mampu diubah menjadi pundi-pundi rupiah. Lalu seperti apa peran Pertamina mendukung aksi mereka?

Jamal, pilarteduh.com

INDRAMAYU, Kamis (10/11/2022) pilarteduh.com– Sejak didirikan pada 15 Mei 2020, dalam situasi sulit menghadapi badai Pandemi Covid-19, Kang Yayat bersama Kelompok Pemuda El ‘Farouk Lombang berusaha bangkit dengan membangun bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Adapun produk utamanya adalah budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF).

PT Pertamina RU VI Balongan melihat budidaya Maggot BSF dari Kelompok Pemuda El’Farouk Lombang ini adalah Double Sustainable Development Goals (Dua tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus, red). Yakni pembangunan ekonomi dan pemberdayaan lingkungan.

Oleh karena itu, pada tahun 2021 PT Pertamina RU VI Balongan Indramayu melalui Unit Manager Commrel & CSR Cecep Supriyatna menyerahkan bantuan satu unit mini car kepada Ketua Kelompok Pemuda El ‘Farouk Kang Yayat.

Bantuan kendaraan operasional ini digunakan untuk mengangkut hasil budidaya kepada konsumen sesuai permintaan.

“Kelompok pemuda El’Farouk Lombang ini selain mendapatkan peralatan berupa mini car, juga pendampingan usaha berupa pelatihan bagaimana berwirausaha serta menjadi entrepreneur,” Jelas Cecep Supriyatna yang pada tahun 2021 ikut mendampingi.

Pendampingan usaha ini dilakukan hingga tahun 2022 ini. Disampaikan oleh Officer CSR RU VI Balongan Indramayu Sri Sulastriyana, bahwa Kelompok Pemuda El’Farouk Lombang masuk dalam program Wiralodra (Wilayah Masyarakat Pengelola Daur Ulang Sampah) pengembangan dari Desa Balongan Kabupaten Indramayu.

“Bantuan yang diberikan pada tahun 2022 ini berupa bangunan fisik dan perlengkapan yang menunjang untuk sarana budidaya Maggot BSF,” ungkapnya kepada tim pilarteduh.com saat dihubungi via telepon.

Maggot BSF adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang biasanya terlihat seperti tawon. Maggot BSF ini adalah bentuk dari siklus pertama melalui proses metamorfosis menjadi lalat dewasa. Fasenya dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, kemudian lalat dewasa. Proses ini memakan waktu 1 bulan 15 hari.

Jenis serangga bernama latin Hermetia Illucens ini memiliki segudang manfaat. Dua di antaranya adalah pertama, bernilai ekonomis sebagai pakan ternak jenis unggas karena kandungan proteinnya yang tinggi hingga 40 % serta nutrisi lainnya seperti 10 macam asam amino esensial yang sangat baik bagi hewan ternak pada satu ekor Maggot BSF.

Kedua, Maggot BSF ini adalah sebagai salah satu solusi perbaikan lingkungan dalam sistem mata rantai makanan. Karena Maggot BSF mengonsumsi makanan organik seperti sayuran, buah-buahan, atau sisa makanan atau limbah organik lainnya.

Kemampuan 15 ribu Larva Black Soldier Fly dapat menghabiskan 2 Kg makanan dan limbah organik dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu, Maggot BSF ini bisa menjadi solusi perbaikan lingkungan dunia.

Suasana produksi sederhana budidaya Maggot BSF Kelompok El 'Farouk Lombang yang mendapatkan dukungan CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Suasana produksi sederhana budidaya Maggot BSF Kelompok El ‘Farouk Lombang yang mendapatkan dukungan CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu (Sumber Foto: tribbunjabar.com)

 

“Dulu pada tahun 2021 banyak permintaan Maggot BSF dari beberapa perusahaan pakan ternak. Namun saat itu fasilitas serta lahan belum memadai. Sehingga hasil produksi belum memenuhi permintaan pasar,” jelas Kang Yayat.

Kesempatan dukungan dari CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu dari tahun 2 tahun belakangan, betul-betul dimanfaatkan dengan baik oleh Kelompok Pemuda El’Farouk pengolah Maggot BSF ini.

Kang Yayat, menjelaskan bahwa proses produksi dimulai dengan mengumpulkan limbah organik kemudian mencacahnya sampai halus, lalu diperas airnya menggunakan mesin press hingga kasar airnya berkurang 80 %. Setelah itu limbah ditebarkan ke media biofone atau media budi saya Maggot BSF.

“Dari produksi hingga panen waktunya 20 hari. Harga saat ini per kilogram Maggot BSF fresh 10 sampai 15 ribu rupiah. Biasanya untuk campuran pakan ternak.” Kata Kang Yayat.

Maggot BSF (Sumber Foto Antara)
Maggot BSF (Sumber Foto Antara)

Bahkan, ditambahkannya, sisa limbah organik (kasgot) yang sudah terurai oleh Maggot bisa dijadikan pupuk padat maupun cair yang baik jika dimanfaatkan untuk proses pertumbuhan tanaman perkebunan.

Hasil usahanya itu yang dulu hanya bisa memproduksi beberapa kilogram saja, kini bisa mencapai puluhan hingga ratusan kilogram dengan omset mencapai jutaan rupiah. Mereka juga berhasil bangkit dari situasi sulit ekonomi di masa Pandemi Covid-19.

Kelompok Pemuda El’Farouk Lombang menyampaikan apresiasi tinggi serta ucapan terima kasih kepada salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia PT. Pertamina RU VI Balongan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau (tanggung jawab sosial, red) Wiralodra mampu menjadi solusi pembangunan ekonomi dan perbaikan lingkungan. (Jml)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *