INDRAMAYU, Sabtu (02/07/2022) pilarteduh.com — Kegigihan Sri Tanjung Sugiarti Tarka untuk melestarikan naskah kuno sudah menjadi amanat orang tuanya yakni Almarhum Ki Tarka Sutarahardja, pelestari sekaligus penyelamat 200 manuskrip Indramayu.
Sri Tanjung Sugiarti Tarka kini meneruskan jejak sang ayah yaitu melestarikan naskah kuno serta sebagai pengurus Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu yang terletak di Desa Cikedunglor Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu.
Diusianya yang saat ini masih 24 tahun, Sri Tanjung Sugiarti Tarka sering diundang sebagai pemateri di sejumlah wilayah dan menempatkan dirinya sebagai gadis muda yang mungkin satu-satunya di Indramayu yang mampu memahami terkait naskah kuno.
Kini berkat keseriusannya meneruskan amanat sang ayah, Sri Tanjung Sugiarti Tarka baru saja menerima penghargaan atas jasa-jasanya pelestarian dan edukasi Budaya dan Naskah Kuno di Indramayu dan sekitarnya dari Professor Richard North, Direktor Sanggar Seni Sinar Surya dan Professor of Music, University of California Santa Barbara Amerika.
Penghargaan ini diberikan Professor Richard North kepada Sri Tanjung di gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Cirebon pada Jum’at, 1/7/2022.
Dungkapkan Sri Tanjung sapaan akrabnya, dirinya merasa bersyukur bisa berkesempatan menerima penghargaan tersebut dan mendedikasikannya untuk sang ayah yang telah tiada Ki Tarka Sutarahardja serta Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu.
“Saya ketika menerima kejutan piagam penghargaan tersebut, haru sekali bercampur bahagia, karena beliau pemerhati budaya dan seorang profesor juga. Jadi saya bahagia, senang beliau memberi perhatian dan dukungan pada saya dan penghargaan ini untuk ayah dan Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu. Atas penghargaan ini akan membuat saya semakin semangat untuk terus belajar dan melestarikan naskah kuno,” katanya kepada Diskominfo Indramayu, Sabtu (2/7/2022).
Menurutnya, atas penghargaan ini tidak terlepas dukungan dari sang ibu dan sejumlah pisah kerabat ayahnya untuk terus melestarikan peninggalan leluhur dahulu tetap terjaga demi sejarah daerah tercinta Kabupaten Indramayu.
“Pertama yang berperan yaitu dukungan dari ibu saya dan keluarga karena saya ingin melanjutkan cita-cita Bapa saya (Ki Tarka Sutarahardja) untuk pelestarian Naskah Kuno, supaya terjaga warisan leluhur kita. Penghargaan tersebut saya raih atas dedikasi saya sebagai pelestari naskah kuno yang tiap hari saya dan tim yayasan selamatkan walau tanpa bantuan dari pemerintah saya dibantu dengan tim tetap terus melakukan upaya penyelamatan dan pelestarian,” tambahnya.
Sri Tanjung mengaku, belajar naskah kuno dari sang ayahnya sejak berumur 5 tahun dan semakin ditekuni ketika masih dibangku kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dirinya selalu ingat pesan sang ayah yang telah tiada bahwa terus menghidupkan dan melestarikan naskah kuno meski pemerintah belum memberikan perhatian akan pentingnya kelestarian naskah dan budaya yang didalaminya.
“Kata ayah saya tetap harus jalankan supaya budaya kita dan literasi leluhur tidak punah. Karena dalam naskah tersebut banyak sekali ilmu yang harus digali. Kata bapak saya, meski naskah kuno itu terlihat usang dan seperti tidak berguna namun didalamnya sangat banyak nilai luhur diantaranya ada keagamaan, sejarah, tembang, pertanian, primbon dan lain sebagainya. Maka dari itu harus kita lestarikan semampunya,”tambahnya.
Diusianya kini Sri Tanjung Sugiarti Tarka selain fokus meneruskan jejak sang ayah sebagai penerjemah naskah kuno juga tengah berjuang diperguruan tinggi untuk memperoleh gelar sarjana
Dengan penghargaan dari Professor Richard North, dirinya tidak akan merasa puas karena tidak hanya berhenti di prestasi saja akan tetapi terus berkomitmen meneruskan jeak sang ayah sebagai penerjemah naskah kuno dan mengurus yayasan demi mencetak penggiat budaya naskah kuno di Indramayu. (MT/MTQ—Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)