Darius Irenius (32) bersama karya lukis Pak Petani kolaborasi dengan Satu Indonesia Astra
Darius Irenius mendaur ulang sampah menjadi karya lukisan indah berbahan limbah kain perca hasil tenunan

Sulap sampah Jadi Karya Indah

Diposting pada
Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata “sampah”? Ya, sebuah barang atau benda yang harus kita buang karena tidak terpakai lagi. Namun, definisi itu tidak berlaku bagi seorang pemuda asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Darius Irenius (32 tahun). Dengan tangan kreatifnya, Darius mampu mengubah sampah menjadi karya indah.
Seperti apa kisahnya, sehingga dia memperoleh apresiasi dari Satu Indonesia Awards (SIA) Astra Internasional pada tahun 2021? Mari kita ulas bersama.

Jamal, pilarteduh.com

Darius Irenius lahir dan tinggal di sebuah kampung kecil dekat dengan perbatasan antara negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Negara Timor Leste. Tepatnya di Desa Wemasa RT/RW 05/03 Kelurahan Litamali Kecamatan Kobalima Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jaraknya sekitar 5 Kilometer dari negara tetangga, Kamis (8/12/2022).

Bisa anda bayangkan daerah perbatasan fasilitasnya seperti apa? Tentunya jauh dari standar normal. Namun, di tengah kesulitan itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus berkarya, serta memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat di lingkungannya.

Berawal dari kecintaannya terhadap seni lukis, Darius berinovasi melukis dengan bahan yang tidak biasa. Dia menggunakan kombinasi dua jenis bahan sekaligus, yakni organik dan non-organik. Kedua-duanya berasal dari sampah yang Ia daur ulang menjadi sebuah karya lukisan indah.

Bahan organiknya Ia kumpulkan dari daun-daun dan biji-bijian yang dikeringkan. Sementara bahan non-organiknya adalah kain perca dan benang sisa hasil tenunan para ibu pengrajin dari kampung ke kampung.

Kelas Ekstrakurikuler Seni Budaya Bertema Daur Ulang Sampah Bersama Anak-Anak Kabupaten Malaka
Kelas Ekstrakurikuler Seni Budaya Bertema Daur Ulang Sampah, Bersama Anak-Anak Kabupaten Malaka Provinsi NTT

Ia tidak bergerak sendiri. Bersama anak-anak SD, SMP, dan SMA hasil didikannya pada kelas ekstrakurikuler seni budaya, ia tularkan semangat recycle atau daur ulang sampah hingga bernilai pundi-pundi rupiah. Bahkan menjadi karya seni indah.

Potongan demi potongan kain perca, benang, dedaunan serta biji-bijian itu mereka kumpulkan pada sebuah galeri seni sekaligus basecamp rumah produksi yang ia beri nama “Bengkel kreatif 5 jari”. Letaknya tidak jauh dari seberang rumah ibadah Gereja Katolik St. Laurensius Wemasa. Di sanalah mereka semua berkarya. Tentu saja lewat komando sosok Darius Irenius.

Mama dan Darius Memarkan Karya Lukis Kain Perca
Mama dan Darius Memamerkan Karya Lukis Kain Perca

“Kami membuat karya seni lukis dengan 3 macam ukuran. Yang paling kecil 30 cm dan yang paling besar 1,8 meter. Kami jual 25 ribu rupiah sampai 250 ribu rupiah. Terkadang ada pesanan khusus bisa sampai 500 ribu rupiah.” Ungkapnya pada tim pilarteduh.com saat dihubungi Via Wa.

Tidak hanya lukisan, ternyata Darius bersama komunitasnya juga menghasilkan aneka karya lain seperti anting, kalung, dan gelang. Semuanya berbahan dasar kain perca hasil daur ulang.

Semangat berkreasi Darius dalam mengolah sampah menjadi produk-produk baru yang bernilai ekonomis itu juga menarik minat ibu-ibu, yang tergabung dalam Organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Malaka.

Bersama ibu-ibu PKK, Darius mengadakan workshop baik di aula-aula (indor) maupun tempat-tempat terbuka (outdor). Pada kegiatan itu mereka membuat karya seni kriya atau lukisan bertema tradisi dan budaya lokal kehidupan masyarakat NTT khususnya Kabupaten Malaka.

Lukisan bermotif petani, pekebun, rumah adat, sketsa keluarga lengkap dengan ayah, ibu, serta anaknya menghiasi beberapa karya-karya natural mereka.

Siapa sangka dibalik semua karya-karya jeniusnya, Darius mengaku hanya tamatan SMA dan pernah kuliah musik hingga semester 6. Namun ia tidak lanjutkan sampai tuntas, dengan alasan lebih nyaman menekuni seni lukis. Selain itu ia aktif pada komunitas pendidikan literasi SASOKA.

Workshop Daur Ulang Sampah Kain Perca Bersama Ibu PKK Kabupaten Malaka
Workshop Daur Ulang Sampah Kain Perca Bersama Ibu PKK Kabupaten Malaka

“Saya merupakan salah satu orang muda dampingan Yayasan Karya Pengembangan Anak (YKPA) mitra Childfund yang pertama dari 2016 , dan tergabung dalam forum orang muda, disitulah bakat-bakat saya mulai berkembang.” Terangnya.

Tidak sia-sia, berkat perjuangan kerasnya, hasil karya-karya Darius bersama tim tembus hingga negara tetangga Timor Leste. Banyak yang menyukai karya-karyanya, selain unik juga sangat berperan besar mengurangi limbah sampah di lingkungan sekitarnya.

Sebagian karya-karya itu Ia posting di media sosial Instagram dan Facebook bernama akun @dariusirenius.  Supaya semakin banyak orang-orang yang mengenal produknya dan memesan via online.

Upaya luar biasa Darius Irenius itu sejalan dengan semangat Astra Internasional dalam membangun Indonesia. Sehingga dengan program Satu Indonesia Awards (SIA) tahun 2021 tingkat Provinsi NTT, Astra memberikan apresiasi kepada Darius pada bidang lingkungan berjudul “Daur Ulang Sampah Menjadi Karya Rupa” kategori individu.

Atas upaya dan kerja kerasnya pada bidang lingkungan, Darius berhak mendapatkan uang pembinaan sejumlah 5 juta rupiah, sertifikat penghargaan, merchandise jaket, serta berkesempatan menjadi bagian dari volunteer program nurani Astra, berbagi untuk negeri.

Ayo siapa lagi yang ingin menginspirasi pemuda-pemudi negeri ini? Gabunglah bersama Astra. (jam)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *